Teguran-Mu

13 april 2008 aku bersama suamiku akan bersilaturahim kepada mertuaku. Sebelum tiba dikediaman mertuaku, aku mengajak suamiku berbelanja buah tangan untuk menjenguk ayah mertua. Suamiku mengajak singgah di mall dekat rumahnya.
Sesampainya disana Kami memarkir motor di baseman dan kami segera mencari tangga masuk ke lantai atas.Ternyata kami terjebak di satu tangga yang katanya itu tangga evakuasi. Saat masuk pintu, aku agak heran mengapa ada batu besar mengonggok di depan pintu itu? Namun rasa keherananku itu berlalu begitu saja seiring dengan langkah kakiku mengikuti suami. Sambil berlari-lari kecil dengan riang gembira kami bergenggaman tangan menaiki tangga. Setibanya ditangga terakhir, baru kami tersadar bahwa kami terjebak di lorong itu. Kami segera kembali ke pintu saat kami masuk, namun lagi-lagi pintu besi itu pun tertutup rapat tanpa gagang pintu..

Rasa cemas mulai menggelayuti perasaanku. Betapa naifnya jika hidupku akan berakhir dengan cara seperti itu.. aku segera sadar dimanapun kita berada hanya atas izin-Nyalah segalanya terjadi. Aku terus berkomat kamit melantunkan segala doa yang aku bisa. Sementara suamiku mencari berbagai cara agar kami bisa segera keluar. Suamiku teriak sekencang-kencangnya, menggedor-gedor pintu, menulis di kertas entah apa lagi sampai suamiku kecapean dan pasrah dengan nafas kami yang sudah mulai sesak.

Dan benar "berdoa, berusaha dan bertawakkal adalah kunci keberhasilan. Subahanallah, walhamdulillah wallahu akbar. Allah ada dimana-mana, Allah menyertai kami, Allah melindungi kami. Akhirnya diujung kepasrahan kami, tiba-tiba terdengar langkah kaki sambil bersiul melewati dekat pintu. Dengan penuh syukur kami segera memanggil sang penolong suruhan Allah, seorang lelaki dengan pakaian yang kotor, sepertinya dia seorang tukang yang sedang memperbaiki bagian dari bangunan ini.
Dia terheran, kok ada suara dari balik pintu. Lalu dia menghampiri pintu dan membuka pintu, pintu kehidupan yang kami cemaskan, apakah akan terlewati atau masih Allah beri kesempatan bagi kami.

Sungguh pengalaman yang harus direnungkan dan menjalani kehidupan ini dengan hal yang bermakna..

Engkau

Saat hati terkoyak
Saat jiwa goyah
Rapuh ditempa tajamnya fitnah

Namu ada suasana terindah
Aku temukan
Saat hanya Engkau tempat bersandar
Oh.. betapa dekat terasa
Ya Allah, tetapkanlah hati hamba
Selalu terpaut pada Cinta-Mu

Cermin kehidupan

Pagi itu saya memulai hari dengan kebiasaanku yang tampak, saat aku merasa boring dengan tata ruang rumahku. Aku mulai dengan merapikan beberapa fileku yang letaknya dibeberapa tempat. aku asyik memilah satu persatu kertas-kertas yang tercecer.. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan panggilan Kak Ita, tetanggaku paling ujung. Ia memanggilku berkali-kali dan tergesa-gesa.

Teh..teh, cepetan tolongin Ibu jatuh pingsan, cepetan! Aduuh tunggu donk aku lari dulu!. Sahutku. Lalu dengan terburu-buru aku menghampiri dan berusaha mengumpulkan dan menyalurkan energi, namun dia tetap tidak bergeming. Akhirnya aku pun menyerah dan mencari bantuan para tetangga yang lain.. tak beberapa lama kami membagi job hingga akhirnya aku mengusulkan diri untuk mengantarnya ke RS.

Sepanjang perjalanan, aku terus berdoa untuk segera sampai ke tujuan sambil tidak lepas menatap satu tubuh yang tak berdaya melawan sakit..
di situlah aku baru di bawa pada keadaanyang sebelumnya sama sekali belum pernah mengalami.

mbalan sebuah keikhlasan


Pertama kali saya melamar pekerjaan sebagai seorang guru. saat itu saya baru saja lulus kuliah dan niat saya bulat ingin bekerja mengabdikan diri pada masyarakat.

Dengan tekad tersebut saya mencoba melamar ke Sekolah Dasar Negeri di seberang jalan tidak begitu jauh dari rumah kakak saya. Dari sejak awal kakak saya tidak setuju mengajar di sana dengan kondisi sekolah yang sangat kumuh. tapi tekad saya tak bisa dibendung, bahkan saya merasa ingin sekali mengajar di sana.

Lalu pagi-pagi sekali saya segera mencoba melamar sebagai guru di SD itu Tak di duga tepat sekali saat itu Sekolah itu membutuhkan guru yang sesuai dengan background pendidikan saya. Singkat kata, saya diterima dengan salary yang ditawarkan Rp 50 rb/bln ( saat itu thn. 2000). Saya diminta oleh Kepseknya datang pagi-pagi sebelum upacara hari Senin.

Dengan bangga saya sudah punya status pekerjaan dan selama perjalanan pulang tak henti-henti mengucap syukur serta niat bismillah semoga saya bisa mengajar dengan baik, saya berangkat dan cepat -cepat ingin segera sampai di sekolah. sesampainya di sana langsung saya diminta menemui Kepseknya lagi. Di benak saya terpikir, Wah Kepsek mau langsung memberi tugas mengajar dan tetek bengek yang berkenaan dengan tata tertibnya. Lalu saya segera menghadap Kepsek.

Namun ternyata bukan hal yang saya pikirkan yang menjadi kenyataan tapi malah saya tersentak kaget dan sedih bahwa saya mesti bersabar lagi untuk mencari sekolah lain. Dan Kepsek itu berkata; Bu, mungkin tempat ibu yang sesungguhnya pantas di tempat yang lebih baik. Saya doakan semoga ibu mendapatkan tempat yang lebih baik, katanya. Kebetulan sehari setelah ibu melamar kemari, tiba-tiba dari DiKNAS menelepon bahwa akan ada guru PNS mengisi formasi itu.
Dengan hati yang hancur dan sedih saya pulang kembali ke rumah kakak. dan setiap malam saya merenung dan bersimpuh di Hamparan sajadah memohon ampun dari dosa dan mohon dimudahkan untuk mewujudkan keinginan ini.

Hari berikutnya saya mencoba bangkit melamar di tempat yang lain. Sekolah itu SD Swasta yang lumayan favorit di daerah Bekasi. Setibanya di sana saya langsung di sambut oleh seorang guru dan bertanya maksud dan tujuan saya ke sekolah tersebut. Kemudian guru itu langsung memanggil sang Kepseknya yang sedang menyalakan kendaraannya siap-siap akan pulang. Namun dengan kebersahajaannya beliau turun kembali dan menghampiriku bertanya ini itu. Lalu beliau langsung mengusulkan untuk datang sekarang juga ke sekretariat Yayasannya yang lumayan ditempuh dengan naik angkot sekitar 1 jam setengah.

Kejadian berulang juga, setibanya di sana saya langsung dipanggil dan diwawancara serta diputuskan saat itu juga untuk menjalani mikro teaching esok harinya di sekolah yang saya datangi tadi selama 3 hari. Setelah melewati 3 hari, kepseknya malah meminta saya meneruskan mengajar sampai MOU dikeluarkan. Menurutnya, saya pasti diterima. Sampai akhirnya diakhir bulan saya alhamdulillah mendapatkan salary yang berlipat-lipat dari yang dijanjikan subhanallah sepuluh kali lipatnya, bahkan lebih dari sekolah yang pertama lamar. Setelah pengalaman itu, saya mencoba memahami rahasia yang tersimpan dari pengalaman itu. Ternyata ikhlas berbuat apa pun akan membuahkan hasil yang tak terduga bahkan diluar perkiraan.

Koleksiku

Nih gambar ku ambil saat tidak sengaja lewat jalur balik lebaran dari kampoengku with my h. We ride motorcycle. Qt kesasar sampai ke tempat ini, dengan menyusuri jalan alternatif dan ternyata ada tempat wisata yg memang baru.
Tempat ini enak untuk tempat peristirahatan dari perjalanan jauh. Wah aku lupa namanya, yang jelas sebuah telaga yg ditengahnya ada sebuah pulau kecil.
TW ini berada di daerah Wanayasa Subang.
Di tempat ini sudah banyak tersedia warung2 baik makanan berat maupun makanan ringan. Sayang, waktu itu qt ga sempat makan siang disini, karena semua tempat sudah dipenuhi para pencari ip.

pulang malu, tak pulang rindu

Lebaran tahun ini kembali terulang, perasaan gundah menyerang. Aku kembali merasa penat dengan keadaan jumlah anggota keluargaku yang belum juga berthambah. Aku belum jg mendapatkan buah hati.
Kembali aku harus mempersiapkan diri dan perasaan gundah ini jika harus pulang kampung. Aku merasa belun sempurna sebagai seorang wanita, seorang ibu yang dapat melahirkan keturunannya.
Itulah kebanggaan dan gelar yang belum aku sandang, yang aku idam-idamkan.
Ya Allah ..
Yang Maha Mendengar, Maha Kasih dan Maha Sayang, karuniakanlah kami keturunan

iseng

aku lagi belajar bagian ini.
bagaimana cara mengisi blogku dengan berbagai info menarik?!

Indahnya Kebersamaan

indahnya kebersamaan
Hal yang paling membahagiakan adalah saat kami bersimpuh diharibaan-Mu Ya Allah
Temtram, damai terasa
kasih sayang tercurah.
Kurasakan aura kekuatan menyusup direlung hati
Kami berjalan bergandengan tangan menyusuri gelombang kehidupan walaupun berliku namun
terasa ringan
Kuat, tegar, nyaman, damai melangkah mantap dan sumringah menyambut hari
Oh..
Indahnya kebersamaan diharibaan-mu