Pengaruh label pada Anak jilid 1

Pengaruh label pada Anak (jilid 1)

Seorang guru sedang menggerutu tentang seorang siswa, ditimpali oleh beberapa teman guru yang lain yang mengaku sudah mengenal anak terebut.
"Memang dia itu ada kelainan kali bu, beda banget dengan teman-temannya", ucap seorang guru membuka pembicaraan. "Malah dia mah kayak orang gila", timpal yang lainnya. Aku hanya tersenyum membalasnya.

Kemudian dengan rasa penasaran, saya memcoba menggali informasi dari mereka. Apa yang suka dia lakukan selama di sekolah, bu?
Nih, kalau saat pelajaran matematika dia mau selesaikan semua tugasnya, tapi pada saat beralih ke pelajaran yang lain..heuh langsung dia mulai buat onar. Dia mencoba mengganggu teman-temannya, atau dia jalan-jalan sambil tetap mengganggu teman. kalau sudah bete banget dia bisa memukul teman yang dia tidak sukai. Jika kelihatan sudah bete banget saya suruh dia keluar aja, terserah dia mau ngapain, kata guru yang tahun ini menjadi guru kelasnya.
O...separah itu, bu? Kejadian itu sering terjadi, bahkan bisa tiap hari terjadi, tergantung kondisi psikologis anak itu bu, sahut guru kelas itu menegaskan.

Ibu sudah tahu, tampang anaknya? tiba-tiba guru itu bertanya kepada saya. Belum bu, kan saya masuk kelas atas terus dan tidak dapat jatah ngajar di kelas bawah, jawab saya meyakinkan. Ntar, ibu akan mengetahui anak itu saat naik ke kelas atas deh, Guru kelas itu mengakhiri pembicaraan, karena berbarengan bel berbunyi, pertanda bahwa jam istirahat sudah habis. Kami pun mengakhiri pembicaraan dengan beranjak keluar kantor menuju kelas masing-masing.

Tibalah saya mengetahui siswa yang selalu diperbincangkan yang diberi banyak label. Saat itu saya sedang mengetik tugas kepanitiaan. Datanglah seorang siswa dengan pakaian sedikit tidak rapi menghampiriku. Dia nyerocos menyebutkan apa yang dia lihat di layar komputer, tanya ini itu tentang isi microsoft exel, yang sedang saya tampilkan. saya tanya nama dia, sampai berulaqng-ulang, barulah dia menyebutkan namanya.Saya pun tertarik ingin banyak tanya tentang dia. Keherananku pun muncul, setelah melihat gerak-gerik dan gaya bicaranya. Semakin lama kebersamaan kami, semakin dia merasa nyaman berdekatan denganku hingga dia berucap, "Bu guru cantik, bu guru manis", sambil menggandeng tangan saya, dia terus mengulang kata-katanya diselingi kecupan jauhnya.

Hari terus berganti, hingga suatu hari saya stand by di kantor menunggu jam mengajarku tiba sambil makan bakso. Seperti biasa, jika saatnya rasa bosan melanda anak itu,gurunya menyuruh dia keluar dan anak itu masuk ke kantor. Melihat saya, anak itu langsung menghampiri sambil ingin berlendotan, tapi saya berujar, "Nak, coba perhatikan dandanan ibu, rapi tidak?. Kalau kamu sudah rapi belum? sambung saya, ibu tidak mau ah...dilendotin sama yang pakaiannya tidak rapi", saya mengakhiri pembicaraan. Dia pun berlalu dan masuk kembali menuju kelasnya. Namun waktu berselang tiba-tiba dari luar kantor saya mendengar suara teriakan disela-sela tangis seorang anak sambil mengumpat pada salah seorang guru laki-laki. Tampak air muka pak guru itu, rasa marah yang ditahan dan akhirnya bentakan pun keluar dari lisan sang guru. Diiringi tangisan seorang lagi yang di bopong ibu guru kelasnya. Saya perhatikan tingkah sang anak yang tidak terima atas perlakuan yang dia terima. Keinginan menyelidik dan keingintahuan untuk mengetahui akar masalahnya pun membuncah, sambil bertanya ini itu tentang asal mula terjadinya, hingga ku sangkutkan dengan tingkah anak itu saat menghampiriku yang kemudian pergi sambil mencerna beberapa pertanyaan saya tadi.

Saya berputar ke sana kemari mencari anak itu, dengan niat ingin menenangkan perasaannya, tapi tidak berhasil, saya tidak menemukannya.

Bersambung....

yuk ikut mendirikan taman bacaan....


Taman Bacaan. Perpustakaan. Rumah Baca. Apapun namanya, semua berkaitan dengan buku dan kegiatan membaca. Sayangnya buku dan kegiatan membaca kurang populer di kalangan anak-anak dibanding televisi dan play station. Ditambah lagi dengan ketiadaan akses terhadap buku karena ketidakmampuan membeli serta langkanya perpustakaan yang menyediakan koleksi buku anak.
penting gak sih bikin taman bacaan...susah gak sih bikin TBA????
gak susah ko...
Langkah 1: Menentukan Model Perpustakaan
Langkah pertama dalam memulai Taman Bacaan Anak adalah menentukan model perpustakaan yang akan di bangun.Apakah perpustakaan yang akan dibangun merupakan perpustakaan pribadi yang dibuka secara gratis untuk umum atau perpustakaan yang ditopang oleh yayasan? Apakah anda bergerak sendirian atau bersama teman-teman satu organisasi? Seberapa banyak sumber daya (waktu, tenaga, pikiran) yang bisa diberdayakan untuk mengelola perpustakaan tersebut? Anda perlu memikirkan ini dari awal karena hal ini akan sangat berpengaruh pada jalannya perpustakaan nantinya.
Langkah 2: Mengumpulkan Buku
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan buku sebagai materi utama taman bacaan.Buku-buku ini bisa diperoleh dari koleksi pribadi (termasuk di dalamnya sisa-sisa masa kecil kita, milik anak-anak, sepupu, keponakan yang sudah tak terpakai) atau membeli buku baru maupun bekas, dan meminta bantuan teman-teman. Santi Soekanto mendapatkan buku-buku bekas ketika sedang menempuh pendidikan di luar negeri dengan menempelkan pengumuman di pojok-pojok kampusnya. Ia juga berburu buku anak ke pasar loak dan toko-toko buku bekas di sana. Maka terkumpulah 7 kardus besar penuh sesak dengan buku. Buku-buku berbahasa Inggris itu digabungkan dengan koleksi buku dan majalah anak-anak Santi yang memang sudah bertumpuk-tumpuk di tanah air.
Langkah 3: Menentukan Lokasi
Di tempat yang bagaimana sebaiknya menyelenggarakan Taman Bacaan?
Tempat apapun pasti mengasyikkan bagi anak-anak kalau bukunya banyak, dan pemilik/pengelolanya ramah serta penuh cinta pada anak-anak. Berikut beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan:Jika bergerak secara kelompok/komunitas, taman bacaan bisa meminjam pos kamling/tempat nongkrong/ gedung olah raga, ruang RT/RW, maupun ruangan di masjid/TPA.
Jika bergerak secara pribadi: garasi, ruang tamu, teras rumah atau halaman samping rumah pun BISA digunakan. Jangan menunggu sampai ada ruangan yang besar. Percaya deh, anak-anak itu kalau sudah tenggelam dalam buku, biar disamber gledek juga asik saja.
Langkah 4: Mempersiapkan Materi
Materi apa saja yang harus disiapkan?
Pertama, sudah pasti buku-buku dan majalah.
Silakan ditentukan sendiri segmen usia berapa yang mau Anda bidik. Di Stasiun Buku menyediakan buku-buku untuk Pra-TK,TK, SD, maupun SMP. Dari jenisnya, bisa buku pelajaran (geografi, sosial, IPA dlsb). Buku cerita, komik, ensiklopedi, buku keagamaan, buku berbahasa Indonesia, Inggris dan daerah. Usahakan buku-buku tersebut diberi nomor atau kode baik dengan stiker maupun stempel. Hal ini untuk memudahkan pendokumentasian dan tanda pengenal buku.

Kedua, rak-rak buku.
Yang murah meriah saja, rotan boleh, plastik oke, kayu juga lebih kuat. Buku yang selalu tersusun rapi akan mensugesti anak untuk ikut menjaga kerapiannya. Tapi jika buku koleksi perpus/taman bacaan masih sedikit, dan belum ada dana untuk membeli/membuat rak, kardus besar, bangku pendek, kotak plastik dan bekas tempat parcel pun bisa digunakan untuk meletakkan buku-buku tersebut.

Ketiga, buku tulis atau file untuk operasional taman bacaan
Buku pertama/file pertama berisi daftar anggota perpustakaan.
Kolomnya terdiri dari nama, nama ibu, nama bapak, alamat lengkap, nomor telefon, alamat sekolah, pokoknya data apa saja yang bisa digunakan untuk referensi jika ada yang terlambat mengembalikan buku.
Bagaimana Mengelola dan Merintis Taman Bacaan Anak
Buku kedua/file kedua berisi catatan pinjam-meminjam buku.
Nama, nomer anggota, judul buku, kapan buku dipinjam, kapan dikembalikan, paraf petugas. Atau bisa juga dibuat satu anggota satu lembaran, dengan demikian histori peminjaman dia bisa terekam dengan baik. Ini juga untuk menjaga agar jika ada buku tak kembali bisa dilacak.

Keempat, barang-barang non buku yang bisa membuat betah anak-anak.
Crayon, cat air, spidol, pinsil warna, kertas-kertas berwarna, kertas gambar, manik-manik, dan benda-benda kerajinan tangan lain. Jadi kalau mereka bosan membaca, mereka bisa bikin apa saja sesuka mereka. Agar kepercayaan dirinya berkembang, bagaimanapun rupa karya mereka sediakan tempat untuk menggelar karya mereka, bisa dialbum atau di dinding ruangan.

Kelima, tempat untuk membaca
Bisa berupa tikar, karpet, bangku-bangku kecil, bangku panjang atau apa saja yang membuat anak-anak merasa nyaman untuk membaca.

Langkah 5: Mempersiapkan hal2 Non-Material
Apa yang mesti disiapkan secara non-material?
• Persediaan cinta sebanyak mungkin pada buku dan anak-anak.
• Komitmen untuk meluangkan waktu bagi mereka.
• Kerelaan untuk diganggu setiap waktu meskipun anda sedang capek
• Siap sedia dengan inovasi dan kreasi jika ada masa-masa pengunjung dankegiatan taman bacaan menurun.
Pokoknya kesediaan untuk ‘all out’ dan tidak setengah-setengah. Jangan pernah berharap, taman bacaan kita siapkan, anak-anak diminta datang
Bagaimana Mengelola dan Merintis Taman Bacaan Anak
berkunjung, kemudian semuanya akan berjalan dengan sendirinya. Indonesia memiliki tingkat baca dalam jajaran terendah negara-negara di dunia. Anda harus siap-siap bekerja keras bahkan ‘gila-gilaan’ untuk menjaga stamina dan gairah para pengunjung.

bagaimana strategi mengembangkan perpustakaan
Strategi yang paling utama adalah pembaruan dan peningkatan koleksi buku sehingga anak-anak tidak bosan dengan koleksi yang itu-itu saja. Bagaimana caranya?
Yang paling gampang meskipun berat dilaksanakan adalah merogoh kocek pribadi setiap bulan untuk membeli koleksi baru. Yang kedua, menjadi anggota jaringan 1001buku. Komunitas 1001buku berusaha memback up taman bacaan anak yang telah ada dengan memfokuskan kegiatannya pada pengumpulan buku bacaan anak melalui Book Drop Box (BDB) maupun kegiatan lainya. Taman bacaan yang menjadi anggota jaringan telah dan akan mendapat sumbangan buku secara rutin sesuai prioritas.
Berikutnya adalah menyebarluaskan kegiatan perpustakaan tersebut ke media maupun kenalan anda sehingga akan menarik donatur. Bisa juga anda mengirimkan proposal ke penerbit, majalah maupun Yayasan-yayasan yang bergerak di bidang perbukuan.
Namun yang paling penting adalah usaha dan kreatifitas anda untuk menjadikan taman bacaan anak yang dikelola bukan hanya sekedar menjadi ‘tempat membaca dan meminjam’ buku tetapi juga menunjukkan kegiatan kreatifitas lain dan menampakkan hasil yang terus meningkat. Kombinasi prestasi kegiatan dan publikasi yang baik akan membawa perkembangan yang gradual pada taman bacaan sehingga tidak mandeg atau mati.

Bagaimana prosedur & syarat bagi Taman Bacaan untuk menjadi anggota jaringan 1001buku?
Syarat utama:
a. Perpustakaan itu haruslah perpustakaan untuk anak atau memiliki bagian khusus untuk anak.
b. Perpustakaan itu secara riil ada, yanga akan dibuktikan dengan kunjungan relawan penilik secara random.
c. Perpustakaan itu memiliki tempat tersendiri dan tetap, tidak berpindah-pindah, kecuali ada hal-hal tertentu.
d. Perpustakaan itu buka sedikitnya satu hari dalam satu minggu agar anak-anak bisa duduk dan membaca di sana.
e. Perpustakaan itu dijalankan secara sosial, bukan perpustakaan komersial.
f. Perpustakaan itu mempunyai seorang pengelola atau penanggung jawab yang menjadi contact person dalam berhubungan dengan 1001BUKU.
g. Perpustakaan itu mendapat dukungan sedikitnya dari satu orang anggota relawan 1001buku selaku sponsor pertama yang terhubung ke internet.
h. Pengelola atau penanggungjawab perpustakaan itu bersedia ikut hadir dalam kegiatan-kegiatan 1001buku seperti membantu kegiatan

Bagaimana Mengelola dan Merintis Taman Bacaan Anak
sortir dan packing buku, atau kontribusi lain yang dapat membantu perkembangan dan kemajuan 1001BUKU.
Prosedur:
a. Menjadi anggota 1001buku
b. Mendaftarkan perpustakaan pada Koordinator Perpustakaan Anak: perpustakaan@1001buku.org, untuk mendapatkan nomor registrasi. Nomor registrasi diperlukan untuk mendata jaringan perpustakaan anak.
c. Sertakan nama penanggungjawab, lokasi dan alamat, jadwal buka, jenis perpustakaan, buku dan bahan bacaan yang menjadi minat utama (wish list)
d. Sertakan alamat e-mail yang dapat dipublikasikan secara luas.
e. Memenuhi syarat yang telah ditetapkan 1001buku.