mbalan sebuah keikhlasan


Pertama kali saya melamar pekerjaan sebagai seorang guru. saat itu saya baru saja lulus kuliah dan niat saya bulat ingin bekerja mengabdikan diri pada masyarakat.

Dengan tekad tersebut saya mencoba melamar ke Sekolah Dasar Negeri di seberang jalan tidak begitu jauh dari rumah kakak saya. Dari sejak awal kakak saya tidak setuju mengajar di sana dengan kondisi sekolah yang sangat kumuh. tapi tekad saya tak bisa dibendung, bahkan saya merasa ingin sekali mengajar di sana.

Lalu pagi-pagi sekali saya segera mencoba melamar sebagai guru di SD itu Tak di duga tepat sekali saat itu Sekolah itu membutuhkan guru yang sesuai dengan background pendidikan saya. Singkat kata, saya diterima dengan salary yang ditawarkan Rp 50 rb/bln ( saat itu thn. 2000). Saya diminta oleh Kepseknya datang pagi-pagi sebelum upacara hari Senin.

Dengan bangga saya sudah punya status pekerjaan dan selama perjalanan pulang tak henti-henti mengucap syukur serta niat bismillah semoga saya bisa mengajar dengan baik, saya berangkat dan cepat -cepat ingin segera sampai di sekolah. sesampainya di sana langsung saya diminta menemui Kepseknya lagi. Di benak saya terpikir, Wah Kepsek mau langsung memberi tugas mengajar dan tetek bengek yang berkenaan dengan tata tertibnya. Lalu saya segera menghadap Kepsek.

Namun ternyata bukan hal yang saya pikirkan yang menjadi kenyataan tapi malah saya tersentak kaget dan sedih bahwa saya mesti bersabar lagi untuk mencari sekolah lain. Dan Kepsek itu berkata; Bu, mungkin tempat ibu yang sesungguhnya pantas di tempat yang lebih baik. Saya doakan semoga ibu mendapatkan tempat yang lebih baik, katanya. Kebetulan sehari setelah ibu melamar kemari, tiba-tiba dari DiKNAS menelepon bahwa akan ada guru PNS mengisi formasi itu.
Dengan hati yang hancur dan sedih saya pulang kembali ke rumah kakak. dan setiap malam saya merenung dan bersimpuh di Hamparan sajadah memohon ampun dari dosa dan mohon dimudahkan untuk mewujudkan keinginan ini.

Hari berikutnya saya mencoba bangkit melamar di tempat yang lain. Sekolah itu SD Swasta yang lumayan favorit di daerah Bekasi. Setibanya di sana saya langsung di sambut oleh seorang guru dan bertanya maksud dan tujuan saya ke sekolah tersebut. Kemudian guru itu langsung memanggil sang Kepseknya yang sedang menyalakan kendaraannya siap-siap akan pulang. Namun dengan kebersahajaannya beliau turun kembali dan menghampiriku bertanya ini itu. Lalu beliau langsung mengusulkan untuk datang sekarang juga ke sekretariat Yayasannya yang lumayan ditempuh dengan naik angkot sekitar 1 jam setengah.

Kejadian berulang juga, setibanya di sana saya langsung dipanggil dan diwawancara serta diputuskan saat itu juga untuk menjalani mikro teaching esok harinya di sekolah yang saya datangi tadi selama 3 hari. Setelah melewati 3 hari, kepseknya malah meminta saya meneruskan mengajar sampai MOU dikeluarkan. Menurutnya, saya pasti diterima. Sampai akhirnya diakhir bulan saya alhamdulillah mendapatkan salary yang berlipat-lipat dari yang dijanjikan subhanallah sepuluh kali lipatnya, bahkan lebih dari sekolah yang pertama lamar. Setelah pengalaman itu, saya mencoba memahami rahasia yang tersimpan dari pengalaman itu. Ternyata ikhlas berbuat apa pun akan membuahkan hasil yang tak terduga bahkan diluar perkiraan.

Koleksiku

Nih gambar ku ambil saat tidak sengaja lewat jalur balik lebaran dari kampoengku with my h. We ride motorcycle. Qt kesasar sampai ke tempat ini, dengan menyusuri jalan alternatif dan ternyata ada tempat wisata yg memang baru.
Tempat ini enak untuk tempat peristirahatan dari perjalanan jauh. Wah aku lupa namanya, yang jelas sebuah telaga yg ditengahnya ada sebuah pulau kecil.
TW ini berada di daerah Wanayasa Subang.
Di tempat ini sudah banyak tersedia warung2 baik makanan berat maupun makanan ringan. Sayang, waktu itu qt ga sempat makan siang disini, karena semua tempat sudah dipenuhi para pencari ip.

pulang malu, tak pulang rindu

Lebaran tahun ini kembali terulang, perasaan gundah menyerang. Aku kembali merasa penat dengan keadaan jumlah anggota keluargaku yang belum juga berthambah. Aku belum jg mendapatkan buah hati.
Kembali aku harus mempersiapkan diri dan perasaan gundah ini jika harus pulang kampung. Aku merasa belun sempurna sebagai seorang wanita, seorang ibu yang dapat melahirkan keturunannya.
Itulah kebanggaan dan gelar yang belum aku sandang, yang aku idam-idamkan.
Ya Allah ..
Yang Maha Mendengar, Maha Kasih dan Maha Sayang, karuniakanlah kami keturunan